Melihat Orang di Bawah Kita yang Lebih Melarat
Yang namanya harta adalah titipan ilahi. Allah takdirkan rizki pada masing-masing kita berbeda-beda. Ada yang diberikan kelapangan dan ada yang diberi kesempitan. Semua itu ditetapkan dengan hikmah yang besar dari Allah Ta’ala. Akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam ketika kita melihat kemewahan dunia pada orang lain adalah tidak sampai iri. Yang namanya iri adalah menginginkan nikmat orang lain itu hilang. Ketika timbul rasa seperti itu, maka perhatikanlah orang di bawah kita, maka kita akan semakin mensyukuri nikmat yang Allah beri. Ketika misalnya kita diberi handphone, maka kita pasti akan merasa bersyukur karena masih ada yang memiliki yang lebih kurang dari kita. Ini sikap yang harus dimiliki remaja muslim.
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,
أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي
“Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): [1] Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, [2] beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. …” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan memiliki sifat yang mulia ini yaitu seorang pemuda muslim akan selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah dunia lalu ia akan merealisasikan syukur dengan sebenarnya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al Munawi –rahimahullah- mengatakan, “Jika seseorang melihat orang di atasnya (dalam masalah harta dan dunia), dia akan menganggap kecil nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu ingin mendapatkan yang lebih. Cara mengobati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang melihat orang yang berada di bawahnya (dalam masalah harta dan dunia). Dengan melakukan semcam ini, seseorang akan ridho dan bersyukur, juga rasa tamaknya (terhadap harta dan dunia) akan berkurang. Jika seseorang sering memandang orang yang berada di atasnya, dia akan mengingkari dan tidak puas terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatnya ridho dan bersyukur atas nikmat Allah padanya.”
Dengan memperhatikan akhlak mulia ini, kami yakin bentuk kenakalan remaja akan berkurang, begitu pula tawuran. Karena remaja yang memperhatikan hal ini akan selalu merasa cukup atau qona’ah dengan segala yang Allah beri, sehingga ia tidak iri dan dengki pada yang lainnya yang hal ini menjadi penyebab terjadinya permusuhan.
Semoga Allah mengaruniakan pada remaja kita sifat qona’ah dan rasa syukur.
@ Riyadh, KSA, 11 Dzulqo’dah 1433 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.remajaislam.com
Artikel asli: https://remajaislam.com/380-melihat-orang-di-bawah-kita-yang-lebih-melarat.html